Peneliti Australia Ungkap Mutasi Virus COVID
Para peneliti Australia mengungkap temuan baru bagaimana SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, berevolusi dengan begitu cepat.
Ini dapat memberikan wawasan penting yang dapat membantu memprediksi dan memerangi varian-varian di masa depan.
Para peneliti dari University of New South Wales (UNSW) melacak evolusi genetik SARS-CoV-2 selama lima tahun dengan menyebarkan secara berkesinambungan 11 sampel dari sembilan varian utama, termasuk Alpha, Delta, dan Omicron, untuk mengamati bagaimana virus bermutasi dari waktu ke waktu, menurut publikasi UNSW Sydney.
Dengan mempelajari virus dalam lingkungan yang terkontrol, para peneliti dapat mengamati jalur evolusi alaminya tanpa variabel yang tidak dapat diprediksi dari infeksi di dunia nyata, kata Charles Foster, penulis utama studi dari Fakultas Ilmu Biomedis UNSW.
Studi tersebut menemukan bahwa SARS-CoV-2 terus berevolusi dan mengakumulasi mutasi bahkan setelah 100 generasi di laboratorium, dengan beberapa mutasi yang berulang kali muncul pada galur yang berbeda, sebuah pola yang dikenal sebagai evolusi konvergen.
Banyak mutasi ditemukan pada protein lonjakan (spike protein), yang membantu virus menginfeksi sel manusia, tetapi bagian lain dari virus juga berubah, dan terkadang bahkan lebih cepat.
Hal yang penting, beberapa mutasi ini sudah diketahui menyebabkan vaksin tertentu menjadi kurang efektif, kata penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Virology itu.
"Kami telah membuat semua data pengurutan kami tersedia secara gratis sehingga peneliti lain dapat menggali lebih dalam, membandingkannya dengan sampel klinis, dan mudah-mudahan mengungkap lebih banyak hal tentang bagaimana virus ini berevolusi," kata Foster,
Ia menambahkan bahwa memahami pola-pola evolusi ini sangat penting untuk terus mengikuti perkembangan COVID-19 dan mempersiapkan diri untuk apa pun yang akan terjadi selanjutnya.
(责任编辑:娱乐)
- ·Banyak Anak Jadi Korban Judi Online, KPAI Apresiasi Polri Bongkar Keterlibatan Oknum Komdigi
- ·Onigiri Dibuat Pakai Ketiak Viral di Jepang, Harga Naik 10 Kali Lipat
- ·Milan Bakal Sahkan UU Baru, Jajan Es Krim Kala Malam Terancam Dilarang
- ·Ngantor Pakai Piyama dan Baju Rumahan Jadi Tren Baru di China
- ·Wacana Rumah 18 Meter, Ara: Kalau Banyak Milenial Nggak Setuju, Ya Sudah
- ·Ini Kolab Anak Muda dan Warga, Terapkan Teknologi di Desa Energi Berdikari Pertamina
- ·Ramai Isu Reshuffle Kabinet, Raja Juli: Masih Normal Kok!
- ·Usut Korupsi Impor Gula, Kejagung Periksa 2 Pejabat Kemendag
- ·Kebijakan Anies Dinilai Cuma Pencitraan, 'Seruan Guberrnur Tak Perlu Ditaati, Untuk Apa?'
- ·Gadis Ini Marah Ditegur Seenaknya Rendam Kaki di Danau Situs Historis
- ·Cegah Kebakaran Terulang Lagi, Museum Nasional Indonesia Upgrade Sistem Keamanan
- ·Biar Manfaatnya Maksimal, Kapan Sebaiknya Minum Air Jahe?
- ·Sindir Konsep Perubahan, Megawati: Kapan Negara Mau Maju?
- ·Relawan Proui Dukung Prabowo Subianto Jadi Capres di Pilpres 2024
- ·Pacific Palace Hotel Batam Luncurkan Kamar Tematik Anak untuk Liburan Keluarga
- ·418 Ribu Kasus Malaria di Indonesia, Tertinggi di Papua
- ·Oknum Paspampres Tersangka Penganiayaan Imam Masykur Disebut Telah 14 Kali Beraksi
- ·Presiden Prabowo Hadiri Salat Iduladha 1446 Hijriah di Masjid Istiqlal
- ·Jawa Tengah Masuki Tahap Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru
- ·Solidaritas Ulama Muda Jokowi Dukung Prabowo