会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 William Mougayar: Ethereum Hanya Keok Soal Marketing dari Solana!

William Mougayar: Ethereum Hanya Keok Soal Marketing dari Solana

时间:2025-06-14 08:02:20 来源:quickq安卓版安卓下载 作者:知识 阅读:335次
Warta Ekonomi,quickq最新的充值流程 Jakarta -

Kurator dan Editor Ethereum Market Research Center (EMRC), William Mougayar meluncurkan pusat riset baru yang bertujuan untuk meningkatkan profil ekosistem ethereum dalam kalangan institusi dan audiens profesional.

Mougayar mengatakan bahwa lembaganya akan menjadi wadah bagi kontribusi dari para pengembang, peneliti, dan analis terkemuka dalam lanskap dari Ethereum. Pusat ini akan menyajikan riset orisinal, materi terkurasi dari sumber eksternal, artikel pemikiran strategis, serta feed berita waktu nyata.

William Mougayar: Ethereum Hanya Keok Soal Marketing dari Solana

William Mougayar: Ethereum Hanya Keok Soal Marketing dari Solana

Baca Juga: Beda dengan Bitcoin, Ethereum Berpotensi Jadi Komputer Tersedentralisasi

William Mougayar: Ethereum Hanya Keok Soal Marketing dari Solana

“Ethereum adalah yang nomor satu dari sisi pangsa pasar, tetapi kami menyadari bahwa komunikasi tentang keunggulan dan potensinya belum seoptimal yang seharusnya,” ujar Mougayar, dilansir dari Coindesk, Rabu (11/6).

William Mougayar: Ethereum Hanya Keok Soal Marketing dari Solana

“Sementara itu, Solana sangat agresif dari sisi pemasaran," tambahnya.

Menurut Mougayar, tujuan lembaganya adalah mengambil sebagian beban edukasi yang tidak ditangani secara langsung oleh Ethereum Foundation. Selain itu, pusat ini diharapkan dapat menyegarkan kembali narasi ethereum dalam ranah publik dan institusi.

Ethereum saat ini menjadi rumah bagi pasar stablecoin terbesar, aset dunia nyata (RWAs), dan mayoritas total value locked (TVL) dalam decentralized finance (DeFi). Namun banyak pihak menilai pencapaian ini belum tercermin dalam harga token ether (ETH), sebagian karena kurangnya komunikasi yang terorganisir jika dibandingkan dengan blockchain pesaing.

Mougayar menepis anggapan bahwa keberadaan banyak layer-2 (L2) yang berjalan di atas Ethereum telah "makan" peran rantai induk (L1):

“Ethereum adalah gabungan dari L1 dan L2 yang bekerja bersama. Akhir tahun ini mungkin akan ada 200 L2. Jadi ini tentang ekosistem menyeluruh, bukan kompetisi fitur antar-blockchain," ujar Mougayar.

Namun, ia mengakui bahwa desentralisasi penuh yang menjadi kekuatan ethereum juga membawa tantangan komunikasi.

“Masalah dari sistem yang terdesentralisasi adalah semuanya tersebar dan itu bisa jadi kelemahan,” kata Mougayar.

“Cara mengatasi kelemahan ini adalah dengan sedikit mereorganisasi ulang. Pada titik tertentu, Anda perlu ‘meresentralisasi’ massa desentralisasi ini agar lebih mudah dipahami dan diakses oleh semua pihakm" tambahnya.

Baca Juga: Tak Gundah Dipepet Solana, Ini Alasan Buterin Ogah Buru-buru Naikkan Kapabilitas Blockchain Ethereum

Mougayar menambahkan bahwa pihaknya adalah bagian dari dorongan lebih luas untuk mendorong fase institusional ethereum berikutnya, yang akan melibatkan berbagai perusahaan dan pemimpin individu di industri kripto.

(责任编辑:时尚)

相关内容
  • Perawat RI Bersaing di Kancah Global, Penting Punya Sertifikasi Keahlian dan Kemampuan Bahasa
  • Perdana! Emiten Boy Thohir (ADMR) Bakal Kucurkan Dividen Rp1,9 Triliun
  • Investasi Energi Terbarukan di Indonesia Jadi Sorotan, Ini Pesan Ketum Kadin
  • BSI akan Lepas dari Bank Mandiri? Ini Kata Erick Thohir
  • KPU Tanggapi Surat Suara yang Dahulu Sampai di Pemilih Taipei
  • Corona Gerus Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jakarta
  • Pemerintah Tambah PLTU 6,3 GW hingga 2034, 3,2 GW Beroperasi Tahun Ini
  • DPR Persilahkan Presiden Prabowo Kirim Surpres RUU Perampasan Aset Baru
推荐内容
  • Famos Eco Wood Kembangkan Kayu Jadi Bioenergi Masa Depan
  • Seruan Terbaru Anies: Yang Berkerumun di Jalan, Kita Angkut!
  • Sujud Syukur!! Kata Anies: Jika PDP Terus Turun, Hidup Kita Akan..
  • UU Koperasi Baru Tidak Kunjung Terbit, Masyarakat Dipaksa Gunakan UU Lama
  • Pertamina Bidik Produksi 2,6 Juta Ton LPG Untuk Kurangi Impor
  • Rencana Legalisasi Judi Dikritik, Pengamat: Malah Bikin Kecanduan!