Pentingnya Investasi dalam Perencanaan Dana Pendidikan untuk Kejar Inflasi
Perencanaan dana pendidikan bukan hanya sekadar menabung, melainkan strategi pengelolaan dan pengembangan dana yang krusial untuk mengimbangi inflasi pendidikan. Mengandalkan tabungan konvensional saja berisiko membuat dana yang terkumpul tertinggal jauh dari kenaikan biaya pendidikan. Oleh karena itu, pemahaman investasi menjadi penting bagi para orang tua.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Wilayah Sumatera Utara, Pintor Nasution, menekankan pentingnya mengenali karakteristik berbagai instrumen investasi sebelum memilih yang sesuai.
Mengenal Instrumen Investasi untuk Dana Pendidikan: Pertama, Saham: Merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Potensi keuntungannya tinggi dalam jangka panjang, namun risikonya juga tinggi. Kelebihan: Potensi imbal hasil tinggi dan cocok untuk investasi jangka panjang (lebih dari 5 tahun). Kekurangan: Volatilitas tinggi dan memerlukan pengetahuan serta waktu untuk analisis.
Kedua, Obligasi: Surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Investor menerima bunga (kupon) secara berkala dan pokok pinjaman dikembalikan pada akhir periode.
Kelebihan: Relatif aman, terutama obligasi pemerintah, dan memberikan penghasilan tetap dari kupon. Kekurangan: Potensi keuntungan lebih rendah dari saham dan nilai pasar dapat turun jika suku bunga naik.
Baca Juga: BEI Buka Suara Soal Nasib Pemegang Saham Publik Rp1,19 Triliun, Tanpa Harapan!
Ketiga, Reksa Dana: Wadah penghimpunan dana dari masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi ke berbagai instrumen seperti saham, obligasi, dan pasar uang.
Kelebihan: Dikelola oleh profesional, tersedia dalam berbagai jenis (saham, campuran, pendapatan tetap, pasar uang), dan dapat dimulai dengan dana kecil. Kekurangan: Terdapat biaya pengelolaan (fee) dan nilai unitnya dapat berfluktuasi tergantung jenisnya.
Pintor Nasution menjelaskan bahwa penentuan instrumen investasi yang tepat harus mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain, Usia anak saat ini dan jangka waktu hingga masuk sekolah/kuliah, Profil risiko orang tua dan target dana pendidikan yang ingin dicapai.
“Sebagai contoh, jika anak masih berusia satu tahun dan dana dibutuhkan saat usia 18 tahun (jangka waktu investasi 17 tahun), orang tua dapat mempertimbangkan alokasi dana yang lebih besar pada instrumen saham. Sebaliknya, jika waktu tersisa hanya 5 tahun, kombinasi reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang bisa menjadi pilihan yang lebih aman. Menggabungkan berbagai instrumen investasi (diversifikasi) juga merupakan strategi bijak untuk menekan risiko sambil tetap menjaga potensi pertumbuhan dana,” katanya.
Pintor Nasution juga mengidentifikasi beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam menyusun dana pendidikan, yaitu, menunda investasi hingga anak masuk Sekolah Dasar (SD). Hanya mengandalkan tabungan bank. Tidak mengevaluasi portofolio investasi secara berkala. Keliru menganggap asuransi pendidikan sebagai instrumen investasi utama (padahal asuransi lebih berfungsi sebagai proteksi).
Baca Juga: Pasar Modal RI Bakal Direformasi? BEI Intip Strategi China
“Setiap keluarga perlu meningkatkan literasi keuangan, terutama mengenai investasi dan manajemen risiko. Orang tua dapat belajar melalui berbagai sumber seperti buku, seminar, atau platform digital. Melibatkan anak dalam diskusi finansial juga penting untuk mengajarkan mereka tentang nilai uang, cara menabung, dan pentingnya investasi sejak dini,” ujarnya.
Perencanaan dana pendidikan anak adalah tindakan nyata yang perlu dimulai sejak dini. Instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana adalah alat yang dapat membantu mewujudkan masa depan anak yang lebih baik. Langkah awal meliputi penentuan target dana, perhitungan kebutuhan dan jangka waktu, serta pemilihan kombinasi investasi yang sesuai.
“Evaluasi portofolio secara berkala juga menjadi kunci. Semua upaya ini dilakukan demi memberikan masa depan terbaik bagi anak-anak, yang dimulai dari keputusan keuangan orang tua saat ini,” pungkasnya.
下一篇:Bahaya Microsleep Saat Mudik, Sekejap Mata Bisa Berujung Petaka
相关文章:
- Anies Tiba
- 英国爱丁堡艺术学院申请条件解读!
- Kepala Daker Makkah: Layanan Akomodasi Untuk Jemaah Haji Indonesia Sudah Siap 100 Persen
- Mendag Dorong Selandia Baru Perluas Akses Pasar Bagi Produk UMKM RI
- Misa Arwah untuk Paus Fransiskus Digelar di Katedral Jakarta
- 景观设计热门留学院校有哪些?
- Jelajahi Lanskap Trading Finansial di Indonesia Bersama FundedBull
- 美国比较好的艺术学院有哪些?
- Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Sering Mengecek HP saat Bangun Tidur?
- Investor Bersiap! Buana Finance (BBLD) akan Sebar Dividen Tunai Rp19,74 Miliar
相关推荐:
- NYALANG: Kenangan Dingin nan Membeku
- 多摩美术大学专业介绍
- Kebocoran Putusan MK Terkait Sistem Pemilu Diselidiki Bareskrim, Denny Indrayana Segera Dipanggil?
- Dorong Transisi Energi, PLN Gaet 63 Startup di Ajang Startup Day 2025
- Jelajah Wahana Trans Studio Cibubur saat Libur Lebaran
- 奥蒂斯艺术设计学院如何?入学要求是什么?
- esmod服装设计申请要求解读!
- Hakim Kabulkan Permohonan Sidang Offline, Lukas Enembe Bakal Hadir ke PN Jakpus
- Anies Bantah Dugaan Ketua DPR DKI
- Forum Dialog Antarmenteri RI
- Sunday Brunch Ramah Keluarga di Mangkuluhur ARTOTEL Suites
- Bolehkah Makan Sebelum Sholat Idul Fitri? Ini Sunnah dan Hikmahnya
- HUT DKI, KPJPL Edukasi Pentingnya Melestarikan Lingkungan di Bilpin Pulo Gadung
- Daftar Kalori Kue Kering, 3 Butir Nastar Serupa Kalori Sepiring Nasi
- Catat Baik
- Jadi Tradisi Tahunan, Kenapa Salat Idulfitri Dikerjakan di Lapangan?
- Soal Bambu Rp550 Juta, Anies Bilang: Ributnya Cuma di Sosmed
- Tawaran Pindah ke Kota di Italia, Dikasih Rp1,8 M untuk Beli Rumah
- DPMPTSP DKI Buka Layanan di Jakarta Fair Kemayoran
- AS Hikam: Kalau PBNU Anggap Sepele, Isu MLB NU Bisa Jalan Terus