会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 16 Negara Belajar Pertanian Kopi dan Kakao Berkelanjutan di Indonesia!

16 Negara Belajar Pertanian Kopi dan Kakao Berkelanjutan di Indonesia

时间:2025-06-14 02:12:33 来源:quickq安卓版安卓下载 作者:时尚 阅读:179次
Warta Ekonomi,quickq客户端下载 Jakarta -

Kementerian Luar Negeri RI dan IPB University menggelar Capacity Building for Like-Minded Countries: Sustainable Coffee and Cacao 2025 untuk memperkuat kolaborasi antara negara-negara sehaluan (like-minded countries) dalam mewujudkan sistem pertanian kopi dan kakao yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kemlu RI Dindin Wahyudin menjelaskan  kegiatan ini diikuti 36 peserta dari 16 negara produsen kopi dan kakao dan berlangsung dalam dua tahap mulai dari kunjungan lapangan ke perkebunan rakyat di Lampung pada 13–16 Juni dan sesi pembelajaran di kelas di Bogor pada 16–21 Juni.

16 Negara Belajar Pertanian Kopi dan Kakao Berkelanjutan di Indonesia

16 Negara Belajar Pertanian Kopi dan Kakao Berkelanjutan di Indonesia

“Petani rakyat adalah tulang punggung industri kopi dan kakao Indonesia, menyumbang lebih dari 90% produksi nasional. Mereka berperan krusial dalam pencapaian SDGs, terutama SDGs 1 dan 2, pengentasan kemiskinan dan kelaparan,” ujar Dindin di Jakarta, Jumat (13/06/2025).

16 Negara Belajar Pertanian Kopi dan Kakao Berkelanjutan di Indonesia

Baca Juga: Harga Referensi CPO Melemah sedangkan Biji Kakao Menguat

16 Negara Belajar Pertanian Kopi dan Kakao Berkelanjutan di Indonesia

Dindin mengatakan, forum ini merupakan upaya RI untuk mendorong kerja sama antarnegara produsen untuk membangun tata kelola global yang lebih berpihak pada petani kecil. Untuk itu, kegiatan capacity building ini dirancang secara komprehensif agar peserta memahami rantai pasok kopi dan kakao berkelanjutan dari hulu hingga hilir.

Sementara itu, Kepala Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) Institut Pertanian Bogor (IPB), Damayanti Buchori, mengatakan peserta akan mengunjungi perkebunan kopi dan kakao milik petani yang telah menerapkan praktik agroforestri, tumpang sari (intercropping), dan pertanian regeneratif tanpa bahan kimia.

"Ini penting untuk menunjukkan bahwa praktik pertanian tanpa deforestasi telah dilakukan oleh petani kecil dengan pendekatan lokal yang adaptif,” ujar Damayanti. 

Baca Juga: Dari Ijen ke Dunia, Perhutani Bikin Kopi Desa Naik Kelas

Selain itu, peserta juga akan belajar dari para ahli IPB dan praktisi industri mengenai aspek teknis dan sosial pertanian berkelanjutan, serta mengunjungi Kebun Raya Bogor dan Teaching Factory Coffee di Sekolah Vokasi IPB untuk melihat langsung proses pascapanen dan pengolahan kopi.

Negara-negara yang berpartisipasi dalam kegiatan ini antara lain Argentina, Bolivia, Brasil, Ekuador, Ghana, Guatemala, Honduras, Kolombia, Malaysia, Meksiko, Nigeria, Pantai Gading, Peru, Republik Dominika, St. Lucia, dan Thailand.

Forum ini menjadi bukti bahwa sinergi global yang mengutamakan kesejahteraan petani dapat dibangun dari kerja sama konkret, berbasis ilmu pengetahuan dan semangat saling belajar antarnegara.

(责任编辑:综合)

相关内容
  • BEI Luncurkan Liquidity Provider, 401 Saham Sepi Jadi Target
  • Mendag Zulhas Resmi Buka Gelaran Jakarta X Beauty 2023
  • Sowan ke PBNU, Mendikdasmen Abdul Mu'ti Dapat Wejangan soal Pendidikan Berbasis Komunitas
  • 3 Syarat Wujudkan Guru Profesional dan Sejahtera, Ini yang Dilakukan Kemendikdasmen
  • PPPK 2024: Tahapan Seleksi, Durasi Waktu Pengerjaan, Hingga Bobot Nilai
  • Cegah TPPO, Menteri Imigrasi: Mutasi Rekening Jadi Syarat Wajib Bagi Warga yang ke Luar Negeri
  • 3 Syarat Wujudkan Guru Profesional dan Sejahtera, Ini yang Dilakukan Kemendikdasmen
  • 5 Resep Olahan Ayam agar Tidak Bosan, Bisa Jadi Lauk dan Camilan
推荐内容
  • Tol Bocimi Dibuka Kembali Pasca Longsor
  • Berapa Lama Sih Bekas Cupang Akan Hilang?
  • Pria Nyaris Gagal Nikah karena Penerbangan Batal, Pilot Jadi Pahlawan
  • Sindrom pada Bayi Baru Lahir Ditemukan, Diduga Terkait Obat Tertentu
  • Kebijakan Makan Siang Gratis Prabowo
  • Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sebut Makan Bergizi Gratis Bagian dari Pendidikan Karakter, Ini Alasannya